[REVIEW] Untuk kita yang memilih cinta melalui Last Forever

Thursday, January 7, 2016

Last Forever
Oleh Windry Ramadhina
ISBN : 979-780-843-2
Penerbit : GagasMedia
Editor : Jia Effendie
Desain Cover : Ayu Widjaja
Tanggal Terbit : 20 Oktober 2015
Cetakan : pertama, 2015
Tebal : 384 halaman
Harga : Rp. 69.000


Tag Line
“Bagaimana jika memiliki hanya membuat kita saling melukai?”

Blurb
“Seharusnya, aku tidak boleh mengharapkanmu. Seharusnya, aku tahu diri. Tapi, Lana…, ketakutanku yang paling besar adalah… aku kehilangan dirimu pada saat aku punya kesempatan memilikimu.”
-Samuel

“Untuk berada di sisimu, aku harus membuang semua yang kumiliki. Duniaku. Apa kau sadar?”
-Lana

Dua orang yang tidak menginginkan komitmen dalam cinta terjerat situasi yang membuat mereka harus mulai memikirkan komitmen. Padahal, bagi mereka, kebersamaan tak pernah jadi pilihan. Ambisi dan impian jauh lebih nyata dibandingkan cinta yang sementara.
Lalu, bagaimana saat meneyerah kepada cinta, justru membuat mereka tambah saling menyakiti? Berapa banyak yang mampu mereka pertaruhkan demi sesuatu yang tak mereka duga?

Review

Komitmen adalah penyakit

Menikah adalah hal yang diinginkan setiap orang, terkecuali bagi Lana dan Samuel. Mereka tak ingin ada komitmen, ikatan, dan perasaan. Itulah hubungan yang mereka jalani selama kurang lebih 7 tahun. Persamaan pikiran dan kesukaan membuat mereka saling terhubung dan membutuhkan. Walau mereka hanya bertemu setahun sekali dan itu tak akan berlangsung lama.

Sampai kejadian yang tak mereka harapkan datang. Tanpa disadari, Lana tengah mengandung anak Samuel. Film dokumenter karya Lana pun harus dikorbankan karena hal itu. Kejutan seakan tak henti-hentinya datang saat NatGeo akan menggantikannya dengan Samuel tanpa memberitahukannya. Keterpukulan itu membuat Lana mengabaikan Samuel. Ia merasa dunia sudah tidak adil -hanya ia yang terkena dampaknya, seharusnya Samuel mengalami kehancurannya juga- kebahagiannya pun perlahan meredup. Mimpi-mimpinya seakan menjauh. Hanya ada isak tangis Lana setiap malam.

Sejujurnya Samuel tak bisa untuk meninggalkan Lana dalam keadaan sekarang. Hubungan mereka merenggang. Ia mungkin akan kehilangan Lana karena semua yang terjadi baru-baru ini. Ya, kehilangan… ketakutannya pun menjadi nyata. Hubungannya dengan Lana sudah tak seperti dulu, ia selalu mengkhawatirkan Lana dan ingin mendampinginya apapun yang terjadi.

Menurutku, kau marah bukan karena dia pergi diam-diam, tapi karena dia pergi terlalu cepat

Bukan. Dia marah karena selama ini dia yang pergi meninggalkan perempuan diam-diam

Hingga saat itu tiba. Samuel memikirkan inilah jalan yang terbaik bisa diambil. Tapi tidak untuk Lana. Ia telah mempercayai lelaki itu antikomitmen, tapi kenyataannya. Samuel melamar dirinya –dengan berlutut setelah acara makan malam romantis dipinggir kolam. Lana merasa kecewa, tapi ia tidak bisa membenci lelaki itu. Samuel pemain yang mahir, lelaki yang tak bisa bersama satu wanita, ia akan bosan dengan Lana kemudian bercerai. Ia tak ingin kebahagian dan kebebasannya ini direnggut oleh komitmen. Lana tidak mau dibuat patah hati. Tapi kali ini tangisan Lana sedikit berbeda, seperti seseorang yang baru jatuh cinta. Mungkinkah?

***

Novel ini adalah hasil dari Harbolnas tahun lalu. Aku tidak sanggup dengan harganya dan langsung order gitu aja. Benar-benar tidak nyangka pas datang dan ternyata dapat tanda tangan juga yey!!!

Last Forever adalah novel karya Windry Ramadhina yang baru kubaca setelah novel Orange. Seperti novel sebelumnya, aku tidak pernah kecewa dengan tulisan mba Windry ini. Tulisan yang tidak terlalu baku malah terkesan santai tapi selipan-selipan kalimat cantiknya sangat pas. Jadi tidak terlalu terganggu untuk membuat novel ini sebagai pilihanmu.

Walau baru dua novel karya mba Windry yang kubaca. Ngerasa cerita-ceritanya cukup pasaran. Tapi entah sihir apa yang digunakan, novel ini cukup berbeda dengan novel yang lainnya… Dan aku tidak akan sanggup menutup novel ini tanpa alasan.

'hubungan yang ideal adalah hubungan yang tanpa ikatan. Dengan begitu, lelaki dan perempuan bisa bersama sekaligus tetap sendiri' Mungkin sekarang kau mau memikirkan ulang kata-kata itu.

Samuel adalah pemilik sekaligus pendiri Hardi di Jakarta yang mempunyai kontrak jutaan dengan National Geograpic di Washington di usianya yang ke 33 tahun. Karier yang diinginkannya sudah ia dapatkan. Berbagai penghargaan pun sudah di dapat sejak masih berkuliah di University of Florida. Seperti lelaki pada umumnya, Samuel lebih memilih untuk kebebasan. Tak ada pernikahan. Tak ada kesengsaraan. Hidupnya sudah sempurna… sampai ia bertemu dengan Lana yang membuat kehadirannya selalu dirindukan.

“Tapi, ada satu hal yang lebih mengerikan dari menikah.”

“memiliki anak. Itu yang lebih mengerikan dari menikah. itu akhir dari kehidupan lelaki.”

Menurutmu, apakah ada wanita di dunia ini yang tidak ingin memiliki status kejelasan bersama lelaki?
Ada dan wanita itu bernama Lana.

Kami tidak sedang menjalin apa-apa. Dan, aku menyukai hubungan kami yang seperti ini. Aku tidak ingin terikat kepada lelaki.

Kehidupan yang diimpikan Lana sudah didepan mata. Mengelilingi dunia, ketempat yang tak pernah tersentuh dan mengunjungi beberapa wilayah dengan budaya yang masih melekat. Pekerjaannya selama 6tahun di NatGeo pun mendapatkan posisi yang sangat diinginkan semua orang. Perempuan setengah jawa yang berusia 31 tahun. Perjalanan-perjalanan yang dibiayain NatGeo membuat Lana ingin seperti ini. Bebas. Tak ada sesuatu yang pikirannya teralihkan selama perjalanan. Pernikahan. Menurutnya, wanita yang menjadi ibu rumah tangga tak seharusnya melepaskan karier mereka. Itu yang ditakutkan Lana.

Pernikahan tidak adil bagi perempuan

Menurutmu berapa persen perempuan yang harus melepaskan pekerjaannya karena pernikahan? Kalian, para lelaki, tidak cuma memberi cincin. Pada saat bersamaan, kalian memberi peran ganda kepada perempuan, kepada kami.

Impiannya saat ini telah terlihat jelas. Tapi beberapa saat kemudian memudar saat sesuatu hadir diperutnya. Apakah ia harus mengorbankan mimpi-mimpinya demi suatu kesalahan?

Dalam hubungan lelaki dan perempuan, memang harus ada yang dikorbankan. Itu yang membuat hubungan berhasil. Itu yang menjadikan hubungan berharga.

Tokoh Lana dan Samuel pun seakan-akan hidup dalam novel ini. Seperti manusia, Lana dan Samuel juga memiliki kekurangan. Tidak melulu tentang kelebihan. Mereka adalah sosok yang keras kepala. Tidak memperdulikan perkataan orang lain. Terlebih Lana yang tidak mau mengalah kepada lelaki.

Padahal, bagi Ruruh, perempuan dilahirkan untuk mengalah. Karena, perempuan lebih kuat, lebih sanggup menerima kenyataan

Aku rasa nama ini sangat cocok dengan karakter mereka. Dan juga memiliki kemistri tanpa disadari. Perjalanan, film dokumenter, kamera, acara adat. Percakapan mereka tak akan pernah habis jika menceritakan itu.

Dari semua tokoh, mungkin aku akan kepincut dengan Rayyi. Dan jika kamu pembaca mba Windry sejak awal (tidak seperti saya hehe) kamu akan tau, tokoh ini pernah ada di novel sebelumnya dengan judul Montase. Ia adalah guess star dalam novel ini *duh. Dicerita montase sendiri, aku tidak tahu bagaimana sosok Rayyi disana. Tapi di Last Forever, pembawaan Rayyi ini sangat aneh (Sabar dulu Fans Rayyi, jangan langsung marah dong haha) Aneh disini menurutku, ia adalah karyawan paling termuda di Studio Hardi masih berusia 20’an dan ia sudah menjabati posisi Sutradara. Tapi sangat dewasa dengan gaya pembicaraannya. Malah sering menasehati (dan juga mencela) Samuel. Cuman dia yang berani seperti itu! Dan setiap pembicaraannya dengan Rayyi pun, Samuel selalu dihukum telak karena ucapan Rayyi yang benar apa adanya. Sooo, sangat jatuh cintalah aku dengan sosok ini hehe.
Mungkin juga dengan tokoh Ruruh Rahayu Hart yang merupakan ibu Lana. Selalu tak terduga-duga dengan sosok ibu satu ini. Waktu membaca pun aku lebih penasaran dengan maksud ibu Lana yang memilih tidak bercerai tapi hidup terpisah dengan suaminya. Dan alasannya sangat dalam sekali.

Terlalu banyak Post-it karena Lana dan Samuel ini sukses bikin sedih, seneng, ngakak, iri, jengkel jadi satu paket lah.

Ngomongin tentang perasaan, aku juga sangat tertipu dengan cover cantik ini. Yang kutau cover ini bertema vintage flower. Tapi jika kalian lebih teliti, cover ini seperti poster film. Dibagian atasnya pun sudah tertuliskan “Presents” dan dibagian bawah seperti poster pada umumnya. Pas pertama kali ngeliat aku cukup bingung, kenapa nama tokoh dituliskan, terlebih ada “location” segala. Setelah itu dibawah kanan judul terdapat roll film (Ah! Mungkin cuman mau beda aja kali) dan aku baru memahami saat sudah dihalaman 31, mungkin otak aku terlalu lama memproses cover ini. Cover menjadi nilai tambah sendiri, seperti diajak menebak hingga akhir cerita. Nama anak Lana pun aku sampai ikut menebaknya haha.

Novel ini ada nuansa dewasanya, jadi bijaklah yang membaca:P
Komitmen tidak akan menghambat mimpimu, jika bukan kamu yang menyangkalnya. Kalau Ia jodohmu, sejauh apapun kamu memisahkan diri, akan ada sesuatu yang menyatukan kelak.
Kebahagianmu, kamu yang menentukan.
Selamat Berburu Last Forever ;)

Ketakutanku yang paling besar adalah… Aku kehilangan dirimu pada saat aku punya kesempatan memilikimu

Aku pergi. Jaga dirimu. Jaga bayi kita

No comments:

Post a Comment

 
FREE BLOGGER TEMPLATE BY DESIGNER BLOGS