[Resensi Novel] Crash Into You - AliaZalea

Saturday, November 19, 2016




Judul: Crash Into You
Penulis: AliaZalea
Penerbit: Gramedia Pustaka Utama
Cetakan pertama: Maret 2011
Cetakan kedelapan: Januari 2014
ISBN: 978-602-03-0157-0
Tebal: 280 Halaman
Rate: 17+
Harga: Rp 41.600





"Aku menghindari mereka karena tahu bahwa mereka hanya bisa membawa patah hati, bukan kasih sayang. well... mungkin mereka bisa memberikan kasih sayang, tetapi bukan untuk perempuan sepertiku."

Nadia tidak menyangka. Dua puluh tahun berpisah, kini pertemuan mereka harus terjadi di Bali. Dalam keadaannya yang hangover di dalam lift, Kafka menolong Nadia. Perempuan yang semasa SD selalu ia usilkan itu kini berada di dalam dekapannya sedang meracau tidak jelas.

Sedangkan Nadia merasa ingin mengulang kembali waktu untuk menunggu Adri di depan pintu Bar dan tidak kembali sendirian ke Hotel, agar tidak bertemu dengan Kafka dengan keadaan memalukan seperti itu. Nadia yang dikenal orang lain adalah anak yang ramah, penurut, baik hati dan bukan ‘liar’ karena sering clubbing.

Kini, yang harus Nadia lakukan adalah menjauhi Kafka bahkan berusaha menghilang dari pandangan lelaki itu sampai ia tiba di Jakarta. Akan tetapi nasib buruk sepertinya menimpa Nadia setelah bertemu Kafka.

Dengan informasi yang didapat dari Kak Mikhel, dokter yang akan menangani penyakit jantung ayahnya adalah dokter bernama Kafka. Nadia berharap, kalau Kafka yang dimaksud bukanlah Kafka teman semasa SD-nya. Tapi harapan itu meleset. Kini Nadia akan bertemu dengan Kafka setiap ia mengantarkan ayahnya untuk periksa. Entah kesialan atau kebahagian, karena Nadia tidak menyesal dengan kenyataan itu.

Namun yang Nadia tidak tahu, apakah perasaan yang ia alami ini sama dengan perasaan yang dirasakan oleh Kafka?
Jika memang begitu, kenapa saat Nadia menelfonnya terdengar suara wanita seakan-akan ia sedang melakukan sesuatu yang tidak-tidak?
Apa Nadya harus mengubur perasaan yang mulai tumbuh itu?

"Aku selalu memastikan bahwa akulah orang yang diobsesikan bukan yang terobsesi."

Pertama kali membaca tulisan AliaZalea dalam Crash Into You adalah sesuatu yang tidak terlalu buruk. Aku kurang mengikuti tentang novel-novel yang ia tulis, sehingga tidak terlalu tahu judul novel apa yang seharusnya kubaca terlebih dahulu.

Dengan sampul berwarna merah serta gambar sepatu, membuatnya terlihat sangat elegan dengan kesan mewah (yang benar-benar menggambarkan cerita ini.) Kebetulan, aku suka dengan sampul-sampul sederhana tapi eye-catching. Dan sampul-sampul baru dari novel AliaZalea berhasil menarik minatku!

"Kenyataan ini bukan meredakan tangisku, tetapi membuatku menangis karena tersedu-sedu."

Sebelumnya, aku sempat membaca beberapa komentar negatif dari GoodReads yang membuatku sedikit bersyukur, karena hal itu tidak menyurutkan nafsu membacaku, melainkan semakin penasaran. Apa semenyebalkan itu?

Awalnya aku sedikit bingung dengan penggambaran dari setiap tokoh, aku merasa kurang atau tidak tersampaikan dengan baik. Beberapa kali aku membaca narasi yang sangat panjang-panjang itu untuk fokus dengan apa yang terjadi, tokoh mengenakan apa, atau bagaimana perasaan tokoh tersebut.

Penggambaran tokoh yang tidak terasa terjadi kepada tiga sahabatnya Jana, Adri, dan Dara. Aku kurang merasakan bagaimana sosok sahabat-sahabatnya itu dalam imajinasiku. Hanya dapat menyimpulkan bahwa Dara bak supermodel, Adri sang psikolog, dan Jana yang sudah punya suami.

Terlebih lagi tentang Karin. Aku tidak mengerti dari sisi mana ia membenci perempuan itu yang menurutku sangat terlalu baik. Dan yang membuatku penasaran, perasaan Nadia ke Karin pada akhirnya tidak cukup jelas. Aku tidak tahu apa dia masih sedikit kesal kepada wanita itu, atau merasa malu karena ketahuan berduaan dengan Kafka dalam keadaan ya gitu, atau menganggapnya sebagai teman? Ia cuman bilang bahwa ‘Karin bukanlah orang yang buruk seperti dugannya’ cuman itu.

Sejujurnya untuk perasaan para tokoh, AliaZalea menurutku sudah menuturkannya sangat baik, ia sanggup mempermainkan perasaan pembaca sepertiku yang memang sangat sensitif. Dalam beberapa halaman saja, ia bisa menjungkirbalikan perasaan dalam tokoh itu membuatku yang awalnya ingin mencak-mencak kepada Kafka karena sifatnya, malah merasa setuju dengan tindakan yang diambil oleh Nadia selanjutnya.

Tidak terduga sama sekali, karena di beberapa bagian aku dapat mengenal sifat Nadia yang pantang menyerah dalam melakukan aksi balas dendam. Tidak terlalu burukkan?

"Pernyataan mereka membuatku tersenyum dan merasa bahwa ternyata semua orang pasti akan selalu merasa kurang dan tidak puas terhadap sesuatu, tetapi kita harus tetap hidup dan mencoba untuk mengatasi rasa ketidaknyamana ini."

Selain itu, aku bisa merasakan alur ceritanya yang lompat ke sana-ke mari. Meskipun AliaZalea memberitahukan itu dengan sangat baik bahkan aku sangat paham. Tetapi ia menggambarkan itu dalam satu narasi yang sama beberapa kali, antara masa lalu dengan masa sekarang yang dicampur adukkan. Tidak dipenggal ke ceritanya selanjutnya. Mungkin ini yang membuat pembaca seperti membaca diari saat di tengah-tengah dipaksa untuk baca halaman awal begitu saja.

Sedangkan setting cerita, aku cukup puas. Memang untuk penggambaran saat mereka di rumah sakit tidak terlalu jelas, tetapi penggambaran untuk di tempat lainnya seperti Empire dan kamar Kafka, aku dapat membayangkannya dan… oh beneran mereka melakukan itu di sana?

Dan untuk kekurangan lainnya dalam novel ini adalah…
1. Sedikit mengganjal saat di akhir cerita, karena di ceritakan Adri sedang berulang tahun dan Nadia akan merayakan atau paling tidak mengucapkan selamat ulang tahun kepada sahabatnya itu. Tetapi? Yang terjadi malah Nadia tidak mengucapkan apapun kepada Adri karena baterai ponselnya habis. Padahal saat itu ia bersama Karin, bisa saja kan untuk meminjam charger karena keadaan darurat (menurutku, itu darurat.)
2. Belum terlepas dari kejadian itu, ketiga sahabat Nadia seakan menghilang begitu saja. Seperti tidak dibutuhkan lagi. Padahal aku sudah menunggu-nunggu, mungkin ketiga sahabatnya itu akan kesal dengannya karena melupakan ulang tahun Adri dan memilih bersama Kafka, atau Nadia akan menceritakan kabar kebahagiaannya. Tapi? Tidak ada. Cerita persahabatan itu tidak dijelaskan lagi. Lenyap! Wush!
3. Dan masih menyangkut sahabat-sahabatnya itu, Elang sempat bilang tentang Jana yang akan memarahi Kafka jika menyakiti perempuan itu. Dan Nadya sedikit penasaran dengan ‘Jana yang tidak mungkin melakukan itu’. Tapi sekali lagi? Tidak ada kejelasan apapun. Malah ini adalah terakhir kalinya nama Jana disebutkan.
4. Nadia diceritakan punya kedua kakak yang overprotektif bernama Viktor dan Mikhel yang akan kepo berat bahkan tidak segan-segan untuk menghabisi lelaki yang menyakiti adiknya. Tapi? Kedua kakaknya itu saling taruhan bahwa adiknya hamil diluar nikah. Entahlah, aku merasakan keganjalan.
5. Bagaimana bisa Nadia tidak tahu kalau Kafka setengah bule? Setahuku, meskipun tidak terlalu dominan sama sekali, paling tidak blasteran sudah keliatan. Apalagi anak SD yang senang membanding-bandingkan sesuatu. Kemudian saat mereka bertemu kembali. Masa tidak terlihat bule-bulenya si Kafka pas gede? Kenapa pas menjelang akhir baru Nadia sadar?
6.Tentang Jana yang dikabarkan akan menikah, tetapi saat dibilang ia akan melakukan fitting baju. Nadia memberi penjelasan bahwa Jana memiliki anak kembar. Aku tidak terlalu tahu, apa Jana punya anak diluar penikahan atau seorang janda beranak dua.
7. "...mengatakan betapa cintanya aku pada kafka kepada kafka."-halaman 253. Terjadinya pengulangan kalimat.
8. "Tipe laki-laki yang terlalu HOT untukku dan jauh di luar ligaku."-halaman 112. Mungkin maksudnya di luar logikaku?
9. Dan terakhir, ia dikatakan memiliki sifat yang kurang percaya diri bersama Kafka, di sini aku sulit membedakan. Karena Nadia kadang-kadang bertingkah seolah-olah menginginkan Kafka, kadang dia takut kegeeran dengan tingkah Kafka bahkan dia mengeluarkan sifat centilnya pada lelaki itu.

"Untuk apa dia bertingkah laku baik selama beberapa menit, bahkan meredakan tangisku kalau akhirnya akan mempermalukanku juga?"

Overall, aku sangat menikmati kisah ini! sungguh, aku terbayang-bayang apa ada lelaki seperti Kafka lagi? Walaupun usilnya kebangetan, tapi dia ngelakuin itu untuk mendapatkan perhatian Nadia.

Namun, kalau disuruh memilih antara Elang dan Kafka… sepertinya aku akan berpihak pada Elang. Kehadirannya memang kurang dari tiga puluh halaman. Tetapi sifat dari lelaki itu bikin aku merasa we-o-we, siapa sih yang nggak mau disayang sama cowok yang saat kita kencan sama dia malah ngomongin orang yang kita suka, lalu dia malah bilang bakalan bantuin bahkan nerima masa lalu perempuan itu. So cute!

Aku bukanlah Cinderella atau Snow White, hidupku tidak akan berakhir bahagia dengan seorang pangeran. Sekarang aku harus meninggalkan awang-awang dan kembali ke bumi.

No comments:

Post a Comment

 
FREE BLOGGER TEMPLATE BY DESIGNER BLOGS