HEY! YOU! by Pelangi Tri Saki || BOOK REVIEW

Friday, February 5, 2016


Judul : HEY! YOU!
Penulis : Pelangi Tri Sakti
Penerbit : Gramedia Pustaka utama
Editor : Ruth Priscilia Angelina
Desain Cover : Orkha Creative
Terbit : Tahun 2015
ISBN : 978-602-03-1627-7
Tebal : 200 halaman
Harga : Rp. 50.000,-


"KAK ILLO SAYANGGG, BANGUN!!!"

Teriakan dari balkon seberang rumah itu sudah setia menemani hari Zillo sejak bertahun-tahun lalu. Pelakunya? Siapa lagi kalau bukan si bocah upil, Nadira. Cewek yang sudah naksir Zillo sejak mereka masih kecil.

Dan sekarang si bocah upil itu masuk ke SMA yang sama dengan Zillo! Cewek itu mengintilinya ke mana-mana di hari pertama ospek, nekat nyanyiin lagu romantis yang nggak banget di depan semua anak, merusak reputasi Zillo sebagai ketua OSIS tampan dan terkenal. Tahun terakhir Zillo di SMA berubah jadi neraka!

Tapi, apa benar terasa kayak neraka? Kalau semua itu begitu menyebalkan, kenapa Zillo jengkel waktu Nadi ditaksir ketua ekskul karate? Kenapa Zillo kesal waktu sahabatnya sendiri berubah jadi overprotective ke Nadi?

Masa iya dia jatuh cinta sama si bocah upil?!

Terus, gimana kalau ternyata Zillo terlambat jatuh cinta?

***

Didiamkan, apalagi dianggap tak ada oleh orang yang kita sayang memang lebih menyakitkan dibanding orang itu membenci kita. Benci setidaknya menandakan orang tersebut masih memiliki perasaan pada kita.

Ditengah kebingungan untuk mau membaca cerita jenis apa minggu ini... kembalilah membaca teenlit yang aduhai membawa perasaan hihihi. Seperti khas teenlit pada umumnya, menceritakan masa sekolah dan cinta-cintaan ala anak abege. Hey! You! mengadung cerita yang ringan pembawaannya jadi ngga menguras emosi jiwa dan raga deh karena konflik yang ditampilkan.

"...Dia itu kan masih muda, sedang dalam proses mengenali diri dan hatinya sendiri. Apa yang dia mau, apa yang dia inginkan, dan siapa yang dia sayang. Nanti saat dia tau dan ternyata mendapat kemungkinan terburuk, dia akan belajar untuk bertahan dan mulai lagi dari awal."

Tentang Nadi yang selalu menunjukkan cintanya kepada Zillo dengan hal-hal menghebohkan. Memang tidak romantis, tapi sangat manis karena Nadi menunjukkan cintanya tanpa menuntut balasan kepada Zillo. Mulai dari pagi hingga malam, Nadi tak pernah lupa sebagai biang kehebohan di hidup lelaki itu. Walau Zillo selalu menanggapi itu dengan amarah, tetapi semangat Nadi untuk selalu bisa melihat Zillo setiap waktu tak pernah luntur.

"Gue lebih suka dia marah-marah. Karena dengan begitu gue tau dia masih anggap gue ada!"

Zillo selalu mengganggap bahwa Nadi hanyalah bocah yang sedang jatuh cinta, selalu bermain-main dan tidak akan pernah ada keseriusan dalam hidup perempuan itu. Sampai kehadiran Revo mengubah keseharian mereka selama ini.

Revo telah menyukai Nadi saat perempuan itu berhasil mengalahkan anggotanya disuatu perlombaan. Pendekatan yang Revo lakukan, membuat Zillo merasa sudah tersingkirkan dalam kehidupan Nadi. Belum selesai masalah Revo. Lelaki lain hadir kembali...

"Sementara sibuk dengan perasaan lo sendiri, orang lain sibuk mengalihkan perasaan dia."

Noel yang merupakan tetangga Zillo dan Nadi pun tiba-tiba selalu menjaga Nadi sebisa mungkin. Ia tak akan segan memukul Zillo jika berani membuat Nadi menangis. Setiap malam Noel akan menyempatkan diri ke balkon kamar Nadi dan mendengarkan keluh kesah perempuan itu. Dan semua itu terlihat dari jendela kamar Zillo yang memang langsung menghadap ke balkon kamar Nadi. Ada sesuatu yang membuatnya geram dan menahan amarah.

Mengapa para lelaki berebut untuk bisa bersama Nadi sekarang? Mengapa Nadi juga menerima kehidupan lelaki lain selain Zillo untuk melengkapi kesehariannya?

Zillo menyadari, bukan hanya ia yang terluka. Ada suara tangis perempuan disebelah kamarnya, mungkin melihat apa yang sedang Zillo juga pandangi sekarang. Jika ia perempuan, mungkin Zillo sudah kehabisan air mata seperti adiknya itu.

"Untuk patah hati lo ngga harus menemukan fakta dia udah punya pacar atau belum. Tapi kemana hatinya tertuju."

Hey! You! Judulnya awkward banget ya, sama seperti kisah Nadi sih hehe. Tapi kalo dipikir ini kalimat yang Nadi ucapin setiap mau ngegombalin sih Zillo. "Kamu... iya kamu..." sudah ketebak dong itu kalimat komikus siapa :P tapi judulnya membius terdengar seperti menunjuk kita untuk membacanya. hmmm...

Cover berlatar hijau ini menurutku tidak terlalu menarik, mungkin bisa lebih berwarna. Karena cerita dan para tokohnya pun sangat beragam. Bukan ingin menjelekkan, tapi cover berwarna lebih enak dipandang dan rasanya ingin langsung bawa ke kasir aja. Dan lagi-lagi cerita bagus tetapi tidak sebanding dengan cover :( sangat disayangkan.

Lanjut ke konflik, pembahasan masalah sangat dijelaskan dengan baik dan tidak bertele-tele. Walau aku tak mendapat perasaannya saat membaca. Dan juga entah konflik ini terlewat atau dilupakan -aku tidak tahu- tetapi ada satu konflik yang menurutku belum terselesaikan. Tentang perasaan Revo yang lebih mendetail. Tidak dijelaskan, apa yang terjadi atau bagaimana Revo saat Nadi memilih pindah sekolah ke Jerman. Malah mungkin Revo tidak mengetahui kepindahan Nadi. Kehadiran Revo yang terakhir saat diadakan acara sekolah. setelah itu, Revo tidak muncul kembali maupun kelanjutan pendekatannya dengan Nadi akan bagaimana, melupakan-merelakkan-entahlah. Sangat janggal meenurutku.
Tentang tokohnya sendiri, walau sangat banyak tokoh pembantu... tapi mereka semua keren.
Aku sangat suka dengan karakter Nadira. Cewek periang, jago bela diri, ramah, cukup usil dan ia tidak pernah memperlihatkan bahwa ia sedang patah hati atau semacamnya... sangat, sangat, sangat bukan aku banget. Karena itu aku menyukai karakternya. Menurutku ngga melulu harus cewek yang lemah, galau-galauan dan sedih cuma dicuekin. Nadi yang sudah dibentak berkali-kali sama Zillo aja tetep sayang. Duh....

Sedangkan Zillo adalah tipe lelaki pada umumnya, gengsian dan suka menyimpulkan sesuatu sendiri. Banyak pemikiran yang belum tentu benar tapi dia menganggap itulah kenyataannya. Gemes sama cowok kayak giniiiiii.

Alur yang digunakan adalah alur maju dengan POV orang ketiga. Jadi kamu ngga akan dibuat kesel dengan kenapa bisa Zillo seperti cuek bebek gitu? atau kenapa bodoh banget sih Nadi ini? Banyak alasan dengan sifat mereka yang begitu dan bikin "aku mau punya cerita SMA kayak gini, biar suatu saat inget buat bahan ketawa"-kata Noel sih gitu haha.

Kekurangan lainnya adalah penempatan kata "di" yang banyak sekali dipisahkan dengan kalimatnya. Setelah itu typo dan kata yang kurang tepat atau berulang ulang digunakan sangat mengganggu sih, tapi tetap saja. Novel ini cakep euy!

Tidak ada penyesalan baca novel ini... Sosok Nadi sangat menginspirasi sekali untuk mempertahankan apa yang kita cintai tanpa menuntut balasan.

"kamu akan tetap merasa kesepian di tengah keramaian kalau hatimu ngga ada bersamamu saat itu"

No comments:

Post a Comment

 
FREE BLOGGER TEMPLATE BY DESIGNER BLOGS