Pernyataan Cinta Terhadap Seorang Audy Nagisa Dalam "The Chronicles of Audy: 21" || Book Review

Saturday, June 18, 2016

Judul: The Chronicles of Audy: 21
Penulis: Orizuka
Penerbit: Penerbit Haru
Penyunting: Tia Widiana
Cover desaigner dan ilustrator: Bambang 'Bambi' Gunawan
Proofreader: NyiBlo
Terbit: Juli 2014
ISBN: 602-774-237-2
Jumlah: 308 Halaman
Harga: Rp 59.000

Kali ini, Audy tinggal di rumah 4R dengan status yang berbeda. Ia tidak lagi menjadi babysitter-garis-miring-pembantu tetapi ‘bagian dari keluarga’.

Awalnya semua berjalan sama seperti dulu, hingga saat salah satu dari 4R menyatakan perasaannya kepada Audy.
Belum cukup hal yang mengejutkan datang, tiba-tiba Maura, calon istri Regan bangun dari koma yang dialami selama 2 tahun.
Yang lebih tidak diduga Audy, satu persatu dari 4R menunjukkan kekurangannya.

Audy mencoba merubah mereka menjadi lebih baik, bukankah itu ‘bagian dari keluarga’?
Setidaknya itu yang dikatakan Regan, saat memohon dirinya untuk tinggal kembali di rumah 4R.


"Cinta bisa membuat orang tergenius sekalipun jadi gila!"

Selamat liburan buat anak sekolah! Hip hip hore!
Akhirnya bisa lancar buat nge-blog lagi, saat bulan lalu sama sekali nggak ada isi post’an karena sibuk-sibuknya ulangan harian sama kenaikan kelas /sok sibuk banget/

Nah, setelah memendam diri ini entah di mana, aku masih --atau sangat-- teringat utang reviewku buat Tantangan Membaca Haru, #tbh aku baru mulai baca cerita dari penerbit Haru bulan ini.

Seperti review sebelumnya, kali ini masih dengan The Chronicles of Audy. Yey!
Aku mulai dari sampul, seri kedua membawa warna biru muda, setidaknya begitu pada sisi glitter, I love it! Tapi pas di sampul malah biru tua dan tulisannya warna hitam jadi kurang kebaca gitu. Sayang banget, ya kalo bisa sih biru yang nggak terlalu tua yang penting dari jauh dapet kebaca.

Kok sampulnya gambar kapal tapi di bagian sinopsis bertebaran kubik-rubik? Jadi, di cerita ini ada bagian saat Rafael ngajarin Audy main kubik-rubik. Pokoknya manis banget deh pas Rafael serius banget ngajarin Audy sampai akhirnya dia ketiduran gitu. Aku nggak sanggup bayangin ada anak kecil lucu, jenius, ganteng pula serius ngajarin sesuatu sampai tidur. Gemes sendiri diri ini /plak.

Selanjutnya, tokoh. Dari seri sebelumnya, banyak perkembangan berarti di seri kedua ini. Semua tokoh semakin ditonjolkan. Kalo di buku yang pertama aku hanya dapet sosok Regan dan Romeo. Di sini aku dapet mereka semua, ya walaupun Regan tidak terlalu karena dia lagi sibuk dengan sang kekasih /dor.

Dan masih sama dengan genre family bercampur comedy, di seri kedua juga menampilkan romance yang bukan sebagai pelengkap kayak di seri pertama. Di seri kedua ini, dimunculkan banget, karena sudah kebaca dari sinopsis. Dan berhasil tambah bikin aku geli sendiri. Sakit hatinya makin kerasa, apalagi ada acara sinetron segala (ini Romeo yang mengusulkan). Meskipun begitu, kak Rizka masih berkomitmen untuk tetap di family loh, karena kalau terfokus di romance, kasihan 3R lainnya.

“Lagi pula, keluarga nggak semestinya punya perasaan suka, dalam artian… suka, suka, kan?”

Terus ke tokoh favorit, masih sama dong. Mas Romeo Rashad. Setelah aku bingung untuk menyampaikan alasan kenapa aku bisa menyukai tokoh ini, padahal dari seri pertama aja sudah dikatakan kalo dia itu jorok dan jarang mandi. Aku menemukan jawabannya dari kutipan Audy /nggak nyolong ah, ini satu hati sama Mba Audy /maksa
"Dia punya kemampuan untuk menyesuaikan diri dan membuat orang-orang di sekitarnya merasa nyaman."

Biar lebih diperjelas, Romeo ini anaknya friendly gitu. Dari 4R cuman dia yang ramah, Regan sih juga ramah, tapi terlalu tegas. Terus Romeo dia nggak nyusahin, dia masa bodo sama ucapan orang tentang dirinya, dan yang paling penting, dia hidupnya santai kayak berjemur di pantai. Bener-bener deh Romeo, dia malah bilang, ‘jangan lupa, kalo kamu stres, ada aku.’ tuh mikirin perasaan orang banget kan? Bener-bener nggak salah deh idolain Mas Romeo walau jarang mandi hahaha.

Dan kalo baca reviewku sebelumnya, aku selalu ngakak di bagian Audy dan Romeo kelai. Nah Audy tuh selalu marah sama Romeo karena ngajarin Rafael tanpa sengaja yang nggak bener. Kayak majalah playboy dan entah mengapa Mba Rizka di dalam novel ini masukin nama artis Megan Fox, Demi Lovato, Californian girl, sampai Kardashian sekeluarga. Dan Rafael nyanyi lagu 'Call Me Maybe'. Oh-my-god.
"Terima kasih lho, Romeo Rashad dan playlist iTunes-nya."-Audy
Oh, yang paling kutunggu, mungkin di seri selanjutnya bisa masukin taysquad! Hahaha . Kalo 4R ini cewek, ketebak isinya bakal fangirl deh.
Ini seri ke dua, berarti harus baca seri yang pertamanya dulu kan? Kalau bisa kubilang, nggak juga. Karenaaaaa, di bagian awal ada sisipan penjelasan dari seri yang pertama, malah saat konflik yang ada di seri pertama juga dimasukin saat di bagian tengah di cerita ini. Tapi nih tapi, seperti katanya Kak Rizka saat aku baca di ‘thanks to’ lebih afdol kalo baca yang pertama, biar kerasa bapernya kalo beranjak ke seri kedua!

Karena cerita ini berseri, aku cukup salut buat Kak Rizka yang sangat mateng memikirkan ide cerita. Dari seri pertama lanjut yang kedua itu masih nyambung banget! Kayak keterikatannya itu nggak diputus gitu aja. Bener-bener salut deh sampai plot twistnya nggak kebayang.

“Kamu adalah entitas yang jadi kelemahan sekaligus kekuatanku; yang membuatku merasa hidup."

Aku sedikit cerita di atas waktu Rafael ketiduran ngajarin Audy main kubik-Rubik, tapi sebelum itu terjadi, si Rafael lagi merajuk sama kakak-kakaknya, karena Audy bakalan mau pindah (lagi). Di sini aku mau nangis rasanya, liat perkembangan Rafael. Waktu awal dia jahat banget sama Audy sampai akhirnya malah nggak mau ngelepasin Audy. Kejadiannya itu berasa nyata banget di aku, apalagi si Rafael sampai teriak-teriak ngga terima. Hati ini terenyuh membacanya /dor. Aku nggak bohong. Feelnya kerasa banget, anak kecil kalau lagi merajuk dan nggak paham sama masalah sebenarnya itu memang susah. Tapi Rafael, sumpah... Jadi adek aku, yuk? /eh

Tentang kekurangan masih sama seperti seri terdahulu, banyak kalimat asing atau baku lebih tepatnya. Dan nggak ditaruh footnote, jadi hanya mampu menerka-nerka. Harus rajin-rajin buka kamus sih hmmm.
Pada halaman 183 terdapat kalimat “OOT” tanpa penjelasan apapun. Dan aku sendiri baru tahu kalimat OOT kurang lebih sebulan yang lalu karena masuk di grup penulisan. Jadi OOT itu Out of Topic. Keluar dari topik pembicaraan yang lagi diomongkan.

Yap! Segitu dulu review tentang The Chronicles of Audy: 21 aku mau berlanjut ke The Chronicles of Audy: 4/4. Sayonara!
"Aku harus memberinya pengertian dan tidak boleh memberinya harapan. Aku harus menolak perasaannya, demi diriku sendiri, juga keluarga ini."

No comments:

Post a Comment

 
FREE BLOGGER TEMPLATE BY DESIGNER BLOGS